Minggu, 03 Januari 2021

Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan

                              Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan

 

 

 

 


Disusun Oleh:

 

 

DISUSUN OLEH :

Ø  HARDIANTI

 

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

2014



KATA PENGANTAR

                                    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

                        Dalam penyelesaiaan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan walaupun tentu saja masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaiaan makalah ini

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa mendatang.

 

 

Samata 27 Oktober 2014


 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………….………….i

Daftar Isi …………………………………………………………………………….…..ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….…………....…1

A.    Latar Belakang …………………………………………………………..….…...1

B.     Rumusan Masalah …………………………………………………………….…2

C.     Tujuan Penulisan ……………………….………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN …………………….………………………………………..…3

A.    Pengertian Ilmu Politil ………………………………………………….....….….3

B.     Ilmu Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan (Science) ………………………...……..5

C.     Bidang Ilmu Politik ………………………………………………………….…..6

D.    Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lain …………………......….5

BAB III PENUTUP ……….……………………………………………………..............8

A.    Kesimpulan…………………………………………………….……………....... 8

B.     Saran …………………………………………………………….……….………8

Daftar Pustaka……………………………………………………….…………….……. 9

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pada tahun 1950-an banyak sarjana ilmu politik yang tidak puas dengan pernyataan bahwa ilmu politik bukanlah ilmu pengetahuan. Hal ini didasarkan pada patokan bahwa karakteristik ilmu pengetahuan (science) ialah tantangan untuk menguji hipotesis melalui eksperimen yang dapat dilakukan dalam keadaan terkontrol (controlled circumstances) misalnya laboratorium. Berdasarkan eksperimen-eksperimen itu ilmu pengetahuan dapat menemukan hukum-hukum yang dapat diuji kebenarannya. Jika defenisi ini dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya belum memenuhi syarat, karena sampai sekarang belum ditemukan hokum-hukum ilmiah seperti itu. Hal inilah yang mendorong para ahli mengembangkan metode ilmiah. Munculnya pendekatan perilaku (behavioral approach) dalam decade 1950-an, merupakan gerakan pembaruan yang ingin meningkatkan mutu ilmu politik dan mencari suatu new science of politics. Ilmu Politik merupakan salah satu bidang ilmu yang terus mengalami perkembangan, seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat politik (polity) yang  menjadi kajiannya.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana politik sebagai ilmu?

2.      Bagaimana Definisi politik sebagai ilmu pengetahuan?

3.      Bagaimana hubungan Antara Ilmu Poliik dan Ilmu Pengetahuan lainnya?

 

C.     TUJUAN

1.      Mengetahui bagaimana peran politik sebagai Ilmu pengetahuan

2.      Mengetahui dasar-dasar politik sebagai ilmu pengetahuan

3.      Mengetahui bagaimana hubungan antara politik dan ilmu pengetahuan lainnya


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu Politik

Pengertian Politik Secara Singkat dan Simple adalah teori, metode atau cara untuk bisa meraih apa yang dituju. dan pendevinisian politik itu sendiri sangat banyak dan berikut ini Pengertian Politik Secara lengkap:

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

1.      politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

2.      politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

3.      politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat

4.      politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

5.      Definisi Ilmu Politik

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan. Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia kita teringat pepatah gemah ripah loh jinawi. Orang Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau the good life.

Mengapa politik dalam arti ini begitu penting? Karena sejak dahulu kala masyarakat mengatur kehidupan kolektif dengan baik mengingat masyarakat sering menghadapi terbatasnya sumber daya alam, atau perlu dicari satu cara distribusi sumber daya agar semua warga merasa bahagia dan puas. Ini adalah politik.

Bagaimana caranya mencapai tujuan dengan berbagai cara, yang kadang-kadang bertentangan dengan satu sama lainnya. Akan tetapi semua pengamat setuju bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai jika memiliki kekuasaan suatu wilayah tertentu (negara atau sistem politik). Kekuasaan itu perlu dijabarkan dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan menentukan pembagian atau alokasi dari sumber daya yang ada.

Dengan demikian kita sampai pada kesimpulan bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan masalah kekuasaan (power) pengambilan keputusan (decision making), kebijakan publik (public policy), dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution).

Perbedaan-perbedaan dalam definisi yang kita jumpai disebabkan karena setiap sarjana meneropong hanya satu aspek atau unsur dari politik. Unsur ini diperlukannya sebagai konsep pokok yang akan dipakainya untuk meneropong unsur-unsur lain. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa konsep-konsep itu adalah:

a.       Negara (state)

b.      Kekuasaan (power)

c.       Pengambilan keputusan (decision making)

d.      Kebijakan (policy, beleid)

e.       Pembagian (distribution)

B.     Ilmu Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan (Science)

Pengertian ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata  dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran. Dengan ilmu maka hidup menjadi mudah, karena ilmu juga merupakan alat untuk menjalani kehidupan.

Adakalanya dipersoalkan apakah ilmu politik merupakan suatu ilmu pengetahuan (science) atau tidak, dan disangsikan apakah ilmu politik memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan. Karakteristik ilmu pengetahuan (science) ialah tantangan untuk menguji hipotesis melalui eksperimen yang dapat dilakukan dalam keadaan terkontrol (controlled circumstances) misalnya laboratorium. Berdasarkan eksperimen-eksperimen itu ilmu-ilmu eksakta dapat menemukan hukum-hukum yang dapat diuji kebenarannya.

Jika definisi ini dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya belum memenuhi syarat, karena sampai sekarang belum ditemukan hukum-hukum ilmiah seperti itu. Mengapa demikian? Oleh karena yang diteliti adalah manusia dan manusia itu adalah makhluk yang kreatif, yang selalu didasarkan atas pertimbangan rasional dan logis, sehingga mempersukar usaha untuk mengadakan perhitungan serta proyeksi untuk masa depan. Dengan kata lain perilaku manusia tidak dapat diamati dalam keadaan terkontrol. Konsep pengambilan keputusan. Menurut Joyce Mitchell dalam bukunya politikal analisis and public policy: ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.

Pengambilan keputusan (decision-making)keputusan (decision) adalah membuat pilihan di antara beberapa alternatif pengambilankeputusan (decision-making) menunjuk pada proses yang terjadi sampai keputusan itu dicapai.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dan diatur sekitar hukum-hukum umum yang telah dibuktikan kebenarannya secara empiris.

Ditinjau dari sisi ini, politik politik bukanlah sebuah ilmu. Politik tidak bisa dibuktikan secara empiris karena objek yang dikaji adalah manusia, dan manusia terus mengalami perubahan dan berkembang.

      Seiring berjalannya waktu perkembangan akan defenisi ilmu pengetahun terus berkembang. Tahun 1948 ilmu pengetahuan adalah keseluruhan dari pengetahuan yang koor dinasi mengenai poko-pokok pemikiran tertentu.

Ilmu pengetahuan juga bisa diartikan sebagai sebuah pemikiran-pemikiran buah hasil perkembang pola pikir manusia yang layak dikaji.

      Dengan demikian politik adalah seni dan juga sebagai ilmu pengetahuan. Politik sebagai seni karena politik menyediakan ruang untuk para politisi mengekspresikan gagasan mereka dibidang politik. Politik sebagai ilmu pengetahuan karena politik mengkaji bagaimana untuk mengelola suatu lembaga yang memikirkan keberlangsungannya.

C.     Bidang-bidang Ilmu Politik

Dalam contemporary Political Science, terbitan Unesco 1950, ilmu politik dibagi menjadi empat bidang.

1.      Teori Politik

2.      Lembaga-lembaga politik

3.       Partai-partai,

4.      Hubungan internasional

D.    Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lain

1.      Sejarah

Seperti diterangkan di atas, sejak dahulu kala ilmu politik erat hubuganya dengan sejarah dan filsafat. Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut.

2.      Filsafat

Ilmu pengetahuna lain yang erat sekali hubungannya dengan ilmu politik ialah filsafat. Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan kehidupan manusia.

3.      Sosiologi

Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat.

4.      Antropologi

Apabila jasa sosiologi terhadap perkembangan ilmu politik adalah terutama dalam memberikan analisis terhadap kehidupan sosial secara umum dan menyeluruh, maka antrophology menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-budaya yang lebih kecil dan sederhana.

5.      Ilmu Ekonomi

Pada masa silam ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu tersendiri yang dikenal sebagai ekonomi politik (political economy), yaitu pemikiran dan analisis kebijakan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejahteraan negara Inggris dalam menghadapi saingannya seperti Portugis, Spanyol, Prancis, dan Jerman, pada abad ke-18 dan ke-19.

 

6.      Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam ikatan kelompok sosial, bidang psikologi umumnya memusatkan perhatian pada kehidupan perorangan.

7.      Geografi

Faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis, desakan penduduk, daerah pengaruh mempengaruhi politik.

8.      Ilmu Hukum

Terutama negara-negara Benua Eropa, ilmu hukum sejak dulu kala erat hubungannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong negara ialah hukum tata-negara (dan ilmu negara).


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Jika definisi ini dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya belum memenuhi syarat, karena sampai sekarang belum ditemukan hukum-hukum ilmiah seperti itu.  Oleh karena yang diteliti adalah manusia dan manusia itu adalah makhluk yang kreatif, yang selalu didasarkan atas pertimbangan rasional dan logis, sehingga mempersukar usaha untuk mengadakan perhitungan serta proyeksi untuk masa depan. Dengan kata lain perilaku manusia tidak dapat diamati dalam keadaan terkontrol.

Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik politik serta deskripsi dan analisis sistem politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan riset.

 

B.     Saran

Kami menyadari Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan untuk itu kami sangat mengharapkan Kritik dan saran yang dapat membangun kami harapkan dari para pembaca makalah ini. Terimah kasih


 

DAFTAR PUSTAKA

http;///www.Ilmu_politik_sebagai-ilmu.com

http;//Makalah/Pengertian-Politik-Secara-Lengkap -2014.htm

http://psmsmedani.wordpress.com/2013/06/09/ilmu-politik-sebagai-ilmu-pengetahuan-science-lanjutan/

http://pamungkasdede.blogspot.com/2012/01/ilmu-politik-dikatan-sebagai-ilmu.html

http://a2i3s-c0ol.blogspot.com/2008/09/sifat-arti-dan-hubungan-ilmu-politik.html

http://yo-sym.blogspot.com/2012/09/politik-sebagai-ilmu.html

http://anthogoodwill.blogspot.com/2012/06/ilmu-politik-sebagai-ilmu-pengatahuan.html

http://srisumarnisjahril.blogspot.com/2012/08/ilmu-politik-sebagai-ilmu-pengetahuan.html

 

 

 

Minggu, 20 Desember 2020

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

 

BAB   I

P E N D AH U L U A N


A.    Latar Belakang

Sejarah dan pendidikan adalah dua hal penting yang dapat dijadikan pijakan dalam menentukan maju dan mundurnya sebuah peradaban, karena dengan sejarah kita dapat belajar dari masa lalu untuk memperbaiki masa depan, sedangkan dengan pendidikan kita dapat mengupgrade tingkat sumber daya manusia.

Pendidikan Islam memunyai sejarah yang panjang, dalam pengertian yang lesuas-luasnya, pendidikan Islam berkembang seiring dengan munculnya Islam itu sendiri.[1] Oleh karena itu, mempelajari sejarah pendidikan adalah hal yang sangat penting, karena kita dapat menilai seberapa kemajuan pendidikan peradaban kita dari masa ke masa.

Sebelum kita belajar banyak tentang Sejarah Pendidikan Islam, ada baiknya kita ketahui dulu pengertian sejarah, sejarah pendidikan Islam, obyek, materi dan tujuan mempelajarinya, agar memudahkan dalam mempelajari Sejarah Pendidikan Islam.

 

 B.       Rumusan Masalah

Agar pembahasan menjadi terarah dan jelas dengan berlandaskan pada latar belakang di atas, maka penulis akan menspesifikan pokok pembahasannya yang meliputi :

1)      Pengertian Sejarah

2)      Pengertian Pendidikan Islam

3)      Objek Sejarah Pendidikan Islam

4)      Metode Sejarah Pendidikan Islam

5)      Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam

 

BAB II

PENGERTIAN, OBJEK, METODE DAN KEGUNAAN

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

 

 

A.      Pengertian Sejarah Pendidikan Islam

Dalam pembahasan tentang pengertian Sejarah Pendidikan Islam terdapat dua konsep yaitu Sejarah dan Pendidikan Islam. Dalam bahasa Arab kata “sejarah” dinamakan dengan tarikh yang menurut bahasa berarti ketentuan masa[2]. Jadi sejarah berkaitan erat dengan waktu atau sesuatu yang terjadi pada masa lampau. Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab “syajarotun’’ yang berarti pohon[3]. Kata syajarotun memberikan gambaran kepada kita tentang pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis karena memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia seperti pohon yang bermula dari sebuah benih/bibit yang tumbuh dan berkembang hingga memiliki dahan dan ranting, yang akhirnya akan layu dan tumbang setelah meninggalkan benih yang baru . Demikian pula dengan perjalanan hidup manusia yang pada akhirnya akan menghadapi fase akhir kehidupan setelah meninggalkan generasi-generasi yang berkesinambungan.

Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, yang berarti “pengalaman masa lampau dari umat manusia the past experience of mankind[4]. Pengertian selanjutnya memberikan makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa silam yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas. Kemudian sebagai cabang ilmu pengetahuan sejarah mengungkap

peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa social, politik, ekonomi, maupun agama dan budaya dari suatu bangsa, negara ataupun dunia.

Pendidikan adalah sebuah konsep yang cukup komplek ketika kita mendefinisiknnya, hingga cukup banyak arti  dari kata pendidikan ini. Namun demikian, pada dasarnya semua akan bermuara pada satu makna yang hampir sama, yaitu pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasai muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien [5]. Jadi pendidikan lebih mencakup pada penanaman nilai dan pembentukan kepribadian, bukan hanya sebatas transfer ilmu yang spesifik.

Pendidikan secara umum didefinisikan menjadi dua macam,  pertamapendidikan sebagai proses pewarisan penerusan atau enkulturasi dan sosialisasi perilaku sosial dan individual yang telah menjadi model anutan masyarakat secara baku. Dalam pengertian ini pendidikan berarti proses pembudayaan atau untuk menanamkan nilai tertentu kepada anak didik baik dalam keluarga sekolah maupun masyarakat. Kedua pendidikan sebagai upaya fasilitatif yang memungkinkan terciptanya situasi atau lingkungan dimana potensi-potensi dasar anak dapat berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.Pendidikan juga diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku khalifah Allah SWT.

Pengertian pendidikan secara umum, yang kemudian di hubungkan dengan Islam, maka muncullah sebuah pengertian dan pemahaman yang baru. M. Yusuf al-Qordhawi memberikan pengertian bahwa ; “Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya, yang menyiapkan manusia yang tanggguh dalam berbagai keadaan dan situasi[6]. Jadi pendidikan Islam dengan berbagai kareakteristiknya telah menjadikan manusia seutuhnya sesuai dengan tugasnya sebagai khalifah Allah.

Berangkat dari pengertian sejarah dan pengertian pendidikan Islam yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah pendidikan Islam adalah sebuah proses pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu sejak Islam lahir sampai masa sekarang. Zuhairini dkk (1992: 2) megungkapkan bahwa:

Sejarah Pendidikan Islam atau “Tarikhut Tarbiyyah Islamiyyah”  adalah sebagai berikut: (a) keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman lahirnya islam sampai dengan masa sekarang; dan (b) cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembagan pendidikan Islam, baik dari segi ide kan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

Setelah kita mengetahui arti dari sejarah dan pendidikan Islam, maka Sejarah Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai rekontruksi masa lalu pendidikan Islam, baik institusi maupun kegiatannya.

B.       Objek Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa. Maka objek Sejarah Pendidikan Islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik informal maupun formal. Dengan demikian dapat diperoleh “sejarah serba objek”. Dalam hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai agama da’wah menyeru kebaikan dan mencegah pada kemunkaran, menuju kehidupan yang sejahtera baik lahir maupun batin. Namun sebagai cabang ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya[7].

Pendidikan tidak akan ada artinya apabila manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena manusia merupakan objek dan subyek pendidikan, artinya manusia tidak akan berkembang dan mengembangkan budayanya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. dengan demikian maka akan di peroleh apa yang di sebut “ sejarah serba subyek”.

 C.      Metode Sejarah Pendidikan Islam

Memahami sejarah adalah hal yang cukup rumit, setidaknya ada dua fase untuk sampai pada hal tersebut. pertama adalah fase penggalian sejarah, dan kedua adalah fase penulisan sejarah. Adapun metode yang dapat ditempuh untuk fase yang pertama adalah :

1.         Metode Lisan dengan metode ini pelacakan suatu obyek sejarah dengan menggunakan interview.

2.         Metode Observasi dalam hal ini obyek sejarah diamati secara langsung.

3.         Metode Documenter dimana dengan metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis [8].

Mengenai metode sejarah pendidikan Islam, walaupun terdapat hal-hal yang sifatnya khusus, berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan sejarah.Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah meliputi suatu perpaduan khusus keterampilan intelektual. Sejarahwan harus menguasai alat-alat analisis untuk menilai kebenaran materi-materi sebenarnya, dan perpaduan untuk mengumpulkan dan menafsirkan materi-materi tersebut kedalam kisah yang penuh makna, sebagai seorang ahli, sejarahwan harus mempunyai sesuatu kerangka berpikir kritis baik dalam mengkaji materi maupun dalam menggunakan sumber-sumbernya.

Adapun fase yang kedua yaitu metode penulisan untuk memahami Sejarah Pendidikan Islam diperlukan suatu pendekatan atau metode yang bisa ditempuh adalah keterpaduan antara metode deskriptif, metode komparatif danmetode analisis sintesis.

1)      Metode deskriptif, ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh Rosulullah SAW, yang termaktub dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh As-sunnah , khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan islam dapat dilukiskan dan dijelaskan sebagaimana adanya. Pada saatnya dengan cara ini maka apa yang terkandung dalam ajaran islam dapat dipahami.

2)      Metode komparatif mencoba membandingkan antara tujuan ajaran islam tentang pendidikan dan tuntunan fakta-fakta pendidikan yang hidup dan berkembang pada masa dan tempat tertentu. Dengan metode ini dapat diketahui persamaan dan perbedaan yang ada pada dua hal tersebut sehingga dapat diajukan pemecahan yang mungkin keduanya apabila terjadi kesenjangan.

3)      Metode analisis sintesis digunakan untuk memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertian yang diberikan ajaran Islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Pada saatnya dengan metode sintesis dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan Islam. Metode ini dapat pula didayagunakan untuk kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia yang islami [9].

Untuk membantu mendapatkan data historis yang akurat, tentunya dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang dapat memperkuat keberadaan sejarah. Ilmu-ilmu yang dibutuhkan adalah :

1.      Ilmu-ilmu Dasar 

a.       Paleografi; pengetahuan tulisan-tulisan kuno

b.      Diplomatic; pengetahuan menyelidiki  tanggal, tempat dan keaslian dokumen-dokumen tertulis

c.       Epigrafi; pengetahuan tentang tulisan pada dokumen

d.      Kronologis; pengetahan tentang kesatuan waktu

e.       Sigilografi; pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan zaman dulu

f.       Heraldry; pengetahuan tentang tanda-tanda istimewa dalam benda

g.      Numismatik; pengetahuan tentang mata uang dan mendali

h.      Genealogi; pengetahuan tentang asal usul / nasabiyah subjek

2.      Ilmu-ilmu Bantu Sejarah,

a.       Geografi; pengetahuan tentang alam

b.      Sosiologi; pengetahuan tentang kultur masyarakat

c.       Antropologi; pengetahuan tentang objek sejarah yaitu manusia

d.      Arkeologi; pengetahuan tentang warisan masa lampau/sisa peninggalan

e.       Ilmu sejarah; pengetahan tentan perkembangan umat manusia[10].

 

D.      Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam

Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam adalah al-qur’an yang mengandung banyak sekali nilai-nilai kesejarahan, yang langsung dan tidak langsung mengandung makna besar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama, khususnya bagi umat Islam. Maka tarikh dan ilmu mempunyai kegunaan dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan dalam kajian Islam. Oleh sebab itu, kegunaan sejarah pendidikan Islam meliputi dua aspek yaitu kegunaan yang bersifat umum dan yang bersifat khusus atau akademis.

Yang bersifat umum, sejarah pendidikan Islam mempunyai kegunaan sebagai faktor keteladanan. Hal ini sejalan dengan makna yang tersurat dan tersirat dalam Firman Allah SWT., :

 

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-Ahzab 33: 21)

Sedangkan yang bersifat akademis, kegunaan sejarah pendidikan Islam selain memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan ( teori dan praktek), juga untuk menumbuhkan perspektif  baru dalam rangka mencari relevansi pendidikan Islam terhadap segala bentuk perubahan danperkembangan ilmu teknologi. Dengan mempelajari dan memahami sejarah pendidikan Islam, maka kita akan dapat : 

1.      Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya Nabi Saw sampai sekarang ini.

2.      Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika pendidikan Islam masa kini.

 

8

3.      Memiliki sikap yang positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan Islam [11].

Selain itu sejarah pendidikan Islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka pembangunan dan pengembangan pendidikan Islam. Dalam hal ini, sejarah pendidikan Islam akan memberikan arah kemajuan yang pernah dialami dan dinamismenya sehingga pembangunan dan pengembangan itu tetap berada dalam kerangka pandangan yang utuh dan mendasar.

Dengan mengkaji sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan Islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali tentang pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep, intitusi, sistem, dan operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu, jadi sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis.

Dengan demikian belajar Sejarah Pendidikan Islam dapat memberikan semangat (back projecting theory) untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan dan kemajuan pendidikan Islam yang baru dan lebih baik. Dengan demikian sejarah pendidikan Islam sebagai study tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah pendidikan sudah barang tentu sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan pendidikan.

Sejarah yang diartikan sebagai gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi kurun waktu tertentu, diberi tafsiran, dan dianalisis secara kritis sehingga mudah dipahami dan dimengerti sehingga memiliki manfaat. Menurut Kuntowijoyo kegunaan sejarah dibagi menjadi dua yaitu guna intrinsik dan guna ekstrinsik.

1.      Guna Intrinsik

Guna intrinsik, yakni kegunaan dari dalam yang nampak terkait dengan keilmuan dan pembinaan profesi kesejarahan. Guna intrinsik sejarah adalah sebagai berikut :

a)      Sejarah sebagai ilmu.

b)      Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau

c)      Sejarah sebagai pernyataan pendapat.

d)     Sejarah sebagai profesi.

2.       Guna Ekstrinsik.

Guna ekstrinsik terkait dengan proses penanaman nilai dan proses pendidikan. Guna Ekstrinsik meliputi :

a)      Sejarah sebagai pendidikan moral.

b)      Sejarah sebagai pendidikan penalaran.

c)      Sejarah sebagai pendidikan politik.

d)      Sejarah sebagai pendidikan kebijakan.

e)      Sejarah sebagai pendidikan perubahan.

f)        Sejarah sebagai pendidikan masa depan.

g)      Sejarah sebagai pendidikan keindahan.

h)      Sejarah sebagai ilmu bantu.

10

Berkaitan dengan fungsi ekstrinsik tersebut, Nugroho Notosusanto menjelaskan empat fungsi atau guna sejarah yaitu: fungsi rekretaif, inspiratif, instruktif dan edukatif, yaitu :

1.      Fungsi Rekreatif

Ketika seseorang membaca narasi sejarah dan isinya mengandung hal-hal yang terkait dengan keindahan, romantisisme, maka akan melahirkan kesenangan estetis. Tanpa bernajak dari tempat duduk, seseorang yang mempelajari sejarah dapat menimati bagaimana kondisi suatu masa pada masa lampau. Jadi seolah-olah seseorang tadi sedang berkreasi ke suasana yang lampau.

2.      Fungsi Inspiratif

Dengan mempelajari sejarah akan dapat mengembangkan inspiratif, imajinatif dan kretivitas generasi yang hidup sekarang dalam rangka hidup berbangsa dan bernegara. Fungsi inspiratif juga dapat dikaitkan dengan pendidikan moral. Sebab setelah belajar sejarah seseorang dapat mengembangkan inspirasi dan berdasarkan keyakinannya dalam menerima atau menolak nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa sejarah.

3.      Fungsi Instruktif

Maksud fungsi intrukstif adalah sejarah sebagai alat bantu dalam proses suatu pembelajaran. Sejarah berperan sebagai upaya penyampaian pengetahuan dan ketrampilan kepada orang lain.

4.      Fungsi Edukatif

Belajar sejarah sebenarnya dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap manusia. Sejarah mengajarkan tentang contoh yang sudah terjadi agar seseorang menjadi arif, sebagai petunjuk dalam berperilaku.

 

 

 

11

BAB  III

P E N U T U P

A.      Kesimpulan

Sejarah pendidikan Islam merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang perkembangan dan pertumbuhan pendidikan Islam sejak turunnya Islam sampai sekarang ini.

Objek sejarah pendidikan Islam mencakup semua fakta-fakta dan manusia sebagai pelakunya yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik yang bersifat formal, non formal maupun informal.

Pendekatan atau metode yang bisa ditempuh untuk memahami penggalian sejarah pendidikan Islam adalah metode lisan (interview), observasi dan dokumenter. Sedangkan metode atau pendekatan untuk memahami penulisan sejarahpendidikan Islam adalah keterpaduan antara metode deskriptif, metode komparatif dan metode analisis sintesis.

Adapun kegunaan ataupun manfaaat yang dapat kita raih dari studi sejarah pendidikan Islam itu adalah :

1)      Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya sampai zaman sekarang.

2)      Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika Pendidikan Islam pada masa kini.

3)      Memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembahuruan sistem pendidikan Islam.

4)      Ikut menunjang Pembangunan dan Pengembangan pendidikan Islam pada zaman era globalisasi sekarang ini.

 

 

12

B.       Saran

Dengan mempelajari sejarah, kita akan menjadi tahu arah untuk mengadakan inovasi-inivasi konstruktif dalam rangka mengembangkan pola fikir yang lebih mapan hingga kita akan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang mampu menghadapi tantangan zaman.

Selain itu juga, dengan memahami nilai-nilai sejarah kita akan dapat belajar untuk membentuk akhlakul karimah, mengetahui perjalanan panjang peradaban manusia dengan berbagai bentuk budayanya, belajar menghargai sebuah perjuangan yang terkadang harus mengorbankan segalanya dan dengan memahami sejarah kita juga akan dapat membentuk kepribadian sendiri.

 

Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan

                               Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan         Disusu...